Jombang  (beritajatim.com)--Masih ingat dengan dukun cilik Ponari dengan batu  'saktinya'? Memang seiring dengan bergulirnya waktu, ketenaran dukun  cilik itu hilang sudah. Namun kini pengobatan serupa muncul lagi di  Jombang. Tepatnya di Dusun Mojokuripan, Desa Jogoloyo, Kecamatan  Sumobito. Pemilik batu 'ajaib' itu adalah Nur Halimah (17).
Sejak tiga hari terakhir ini warga sekitar berbondong-bondong menyerbu rumah Nur Halimah. Mereka ingin mendapatkan kesembuhan 
dari batu bertuah milik Nur Halimah. Dalam sehari,  gadis yang duduk di kelas II MA (Madrasah Aliyah) Mamba'ul Ulum ini  melayani sedikitnya 100 pasien.
"Pengobatan dimulai tanggal 3 Februri kemarin. Yang datang rata-rata  warga sekitar. Namun pengobatan tersebut tidak dilakukan setiap hari,  sebab jika pagi Nur harus sekolah. Jadi pengobatan mulai pukul 15.00  hingga 19.30 WIB," kata Buamin (51), ayahanda Nur Halimah, Minggu  (6/2/2011).
Batu pipih berwarna krem itu ditemukan oleh Nur secara tidak sengaja.  Saat itu, anak terakhir dari empat bersaudara ini sedang study tour ke  Pantai Parang Tritis Yogyakarta, akhir Desember silam. Nah, saat di  pantai selatan itu ia menemukan batu mirip serpihan karang. Iseng-iseng,  batu tersebut dibawa pulang.
Sesampai di rumah belum ada keganjilan dengan batu tersebut. Semua itu  berawal ketika keponakan Nur yang bernama Fajri Adtya jatuh sakit. Bocah  yang baru berusia satu tahun itu mengalami demam tinggi. Mengetahui  keponakannya sakit, gadis berkulit putih ini tidak tega. Ia kemudian  mengelus-elus balita tersebut sembari menggenggam batu di tangan  kanannya.
Nah, situlah keajaiban datang, beberapa jam kemudian demam tinggi yang  dialami Fajri turun. Bahkan bocah balita itu langsung bisa bermain  dengan teman-temannya. Selanjutnya, kerabat dekat Nur yang sedang sakit  juga minta pengobatan juga. Alhasil sembuh. "Sejak saat itu banyak  tetangga desa sekitar yang datang untuk meminta kesembuhan. Saat ini  rata-rata 100 orang dalam sehari," kata Nur di sela-sela kesibukannya.
Meski sama-sama menggunakan media batu, namun teknik pengobatan yang  dilakukan gadis pendiam ini berbeda dengan Ponari. Dalam mengobati,  disebelah Nur disediakan air mineral satu ember. Kemudian batu 'sakti'  itu ia celupkan dengan air tersebut. Selanjutnya, air tersebut ia  guyurkan ke anggota tubuh pasien yang sakit.
Tidak cukup sampai di situ, batu yang digenggam olah Nur itu kemudian  digosok-gosokkan ke bagian tubuh yang sakit. Hal itu dilakukan secara  berulang-ulang. "Saya sakit linu. Ini sekedar mencoba untuk mencari  kesembuhan," kata Suswati (64), warga Dusun Jeblok, Sumobito, saat  melakukan antre. [air/suf]


 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar